Profil Desa Balekerto
Ketahui informasi secara rinci Desa Balekerto mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Balekerto, terletak di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, merupakan desa agraris yang kaya akan potensi alam dan budaya. Dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian, desa ini dikenal sebagai penghasil komoditas sayuran unggulan. Kea
-
Sentra Pertanian Unggulan
Berada di lereng Gunung Sumbing, Desa Balekerto merupakan pusat penghasil komoditas sayuran dataran tinggi seperti wortel, kentang, dan kubis, yang menjadi tulang punggung ekonomi utama desa.
-
Potensi Wisata Alam dan Edukasi
Keindahan alam berupa hamparan kebun sayur dengan panorama Gunung Sumbing menjadi daya tarik utama. Desa ini juga mengembangkan agrowisata yang memungkinkan pengunjung belajar dan berinteraksi langsung dengan kegiatan pertanian.
-
Keseimbangan Budaya dan Modernisasi
Meski fokus pada pertanian dan ekonomi, masyarakat Desa Balekerto tetap menjaga tradisi dan nilai-nilai lokal. Ini terlihat dari semangat gotong royong dan pelestarian seni budaya, yang menjadi fondasi sosial yang kuat bagi pembangunan desa.
Desa Balekerto, sebuah entitas administratif yang menawan di Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memiliki karakteristik unik yang tidak terlepas dari posisi geografisnya di lereng Gunung Sumbing. Posisi ini memberikan berkah berupa tanah subur dan udara sejuk, menjadikannya salah satu sentra pertanian utama di wilayah tersebut. Profil Desa Balekerto tidak hanya tentang komoditas pertanian, melainkan juga tentang potensi desa wisata yang mulai berkembang, didukung oleh kekayaan alam dan budaya lokal yang autentik. Desa ini berbatasan langsung dengan Desa Kaliangkrik di sebelah utara, Desa Ngendrokilo di selatan, Desa Bumirejo di barat dan Desa Girirejo di timur. Luas wilayah Desa Balekerto mencapai sekitar 300 hektare, dengan populasi sekitar 5.000 jiwa dan kepadatan penduduk 16,6 jiwa per hektare.
Sejarah dan Geografi yang Membentuk Identitas
Cikal bakal Desa Balekerto berawal dari sejarah pembukaan lahan oleh sosok Mbah Mangun Sentikno pada awal abad ke-20. Ia yang merupakan seorang tokoh alim dan pekerja keras, berhasil mengubah hutan belantara menjadi pemukiman, ladang, dan persawahan. Tempat yang pertama kali ia buka diberi nama Mangunan, yang hingga kini menjadi salah satu dusun di Balekerto. Keresidenan Belanda kemudian mengintervensi dengan memecah wilayah ini menjadi tiga desa pada tahun 1911: Desa Balekerto, Desa Purwodadi, dan Desa Kebonsari. Namun pada tahun 1924, ketiga desa tersebut digabung kembali menjadi satu, membentuk administrasi Desa Balekerto seperti yang dikenal saat ini.Secara geografis, Desa Balekerto berada pada ketinggian yang ideal untuk pertanian dataran tinggi. Iklim sejuk dan tanah yang subur, yang dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik Gunung Sumbing, menciptakan kondisi optimal untuk budidaya berbagai jenis sayuran. Topografi wilayahnya ialah perpaduan antara dataran dan perbukitan, dengan sebagian besar lahan digunakan untuk area pertanian. Keberadaan sungai-sungai kecil dan mata air alami juga mendukung sistem irigasi, yang merupakan tulang punggung ekonomi desa.
Jantung Ekonomi Berdenyut dari Sektor Agraris
Perekonomian Desa Balekerto sangat bergantung pada sektor pertanian. Mayoritas penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani, penggarap, maupun buruh tani. Komoditas unggulan yang diproduksi di desa ini sangat beragam. Mulai dari sayuran seperti wortel, kentang, kubis, dan sawi hingga buah-buahan seperti alpukat dan durian. Produk-produk pertanian tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal Magelang, tetapi juga didistribusikan ke kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah.Selain pertanian konvensional, masyarakat desa juga mengembangkan potensi peternakan skala kecil. Ternak yang umum dipelihara antara lain kambing dan sapi. Aktivitas peternakan ini kerap kali menjadi bagian integral dari sistem pertanian, di mana kotoran ternak dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sehingga mendukung praktik pertanian berkelanjutan. Potensi lain yang tidak kalah penting ialah keberadaan UMKM. Produk rumahan seperti olahan makanan ringan, kerajinan, dan produk pertanian organik menunjukkan adanya diversifikasi ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat.
Membangun Potensi Wisata Berbasis Komunitas
Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Balekerto mulai melirik sektor pariwisata sebagai sumber penghasilan tambahan dan upaya untuk mengangkat potensi lokal. Keindahan alam di desa ini menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman berlibur yang tenang dan jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Pemandangan hamparan kebun sayur dengan latar belakang Gunung Sumbing menawarkan panorama yang menakjubkan, terutama saat matahari terbit atau terbenam.Masyarakat desa juga aktif dalam menggerakkan pariwisata berbasis komunitas. Beberapa inisiatif yang muncul ialah agrowisata, di mana pengunjung dapat berpartisipasi langsung dalam kegiatan pertanian seperti menanam atau memanen sayuran. Ini memberikan pengalaman edukatif dan interaktif, sekaligus memperkenalkan kearifan lokal dan siklus hidup petani. Selain itu, potensi budaya dan tradisi juga menjadi daya tarik, dengan adanya seni pertunjukan tradisional yang sering dipentaskan dalam acara-acara desa. Ini bukan hanya untuk hiburan, melainkan juga sebagai bentuk pelestarian budaya.
